Powered By Blogger

Senin, 28 Agustus 2017

CV TA'ARUF













Bismillahirrohmannirrohim

BIODATA DIRI PRIBADI


Nama Lengkap :
Nama Panggilan :
Email :
Facebook :
Twitter :
Blog :
Gmail :
TTL :
Suku :
Alamat asal :
Alamat domisili :
Nomor Handphone :
Pekerjaan :
Ciri Fisik :
1. Berat badan :
2. Tinggi badan :
3. Warna kulit :
4. Berkacamata :

Riwayat Pendidikan :
1. SD : ........................... lulus tahun
2. SMP : ....................... lulus tahun
3. SMA : ....................... lulus tahun
4. PT : ........................... lulus tahun

Riwayat Pekerjaan :
Riwayat Organisasi :
Penyakit yang pernah di derita :

Data Ayah :
1. Nama Ayah :
2. Agama :
3. Organisasi :
4. Pekerjaan :
5. Alamat :
6. Sikap terhadap dakwah :
7. Data saudara ayah :

Data Ibu :
1. Nama Ibu :
2. Agama :
3. Organisasi :
4. Pekerjaan :
5. Alamat :
6. Sikap terhadap dakwah :
7. Data saudara ibu :

Data saudara :

Izin untuk menikah :



SEJENAK TENTANG DIRIKU


1. Kriteria calon suami/istri yang sangat saya harapkan :

2. Karakter dan kepribadian diri

a. Pendapat dari beberapa teman dan sahabat:

b. Menurut diri saya pribadi:

3. Catatan aktifitas dakwah

4. Rencana Masa depan

- Penataan ekonomi :

- Pilihan pekerjaan :

- Tempat tinggal :

- Proyeksi dakwah :


5. Deskripsi keluarga :

- Dari keluarga ayah :

- Dari keluarga ibu :

TENTANG AKU …

………………………………… abcdegfghijklm







Ini contoh cv ta'aruf, tidak harus sama persis. Karena contoh dari Murobbi sudah saya rombak sesuai kebutuhan saya sendiri. Tapi bisa dijadikan contoh dalam memulai sebuah niat.



Klaten, 21 Juni 2016

ALTAR PERJANJIAN



Aku melihat pantulanku di cermin. Riasan wajah tak ada cela; bibir, alis, bulu mata, kelopak, pipi dihias dengan warna selaras kulit muka. Rambut yang digulung rapi, membentuk sebuah sudut di bagian belakang untuk meletakkan hiasan kecil. Sengaja, merapikan seluruh helai, agar sempurna masuk ke dalam gulungan. Kalung terpasang, dengan mata tetes embun. Gaun putih dirapikan ulang. Bahu terlihat jelas. Menggiurkan, kata seseorang. Disematkan sepasang anting antik ke telinga kanan dan kiri. Memutar badan, melihat bagian belakang gaun. Tercetak sempurna. Bidadari surga pun, mungkin cemburu dengan kecantikanku pagi ini.

Ada yang mengetuk pintu. Memberi kabar bahwa semua sudah siap. Aku mulai gugup. Rasa membuncah di dada semakin tidak tertahan. Untuk pertama kalinya, berada di depan banyak orang. Bukankah ini momen bahagia? Aku akan bertemu dengannya. Merajut sebuah kisah yang abadi. Perjalanan dua insan, memendam kerinduan yang lama tertahan dalam penantian.

Melewati lorong. Aku mendengar bisik-bisik tentang acara hari ini. Bunga-bunga putih sengaja dipasang, menyambut kedatangan keluarga. Memang itu permintaanku. Pintu altar dibuka. Orang-orang diam. Kutatap altar, Bapa ada di sana. Di belakangnya, patung Yesus tertunduk dalam acara pengorbanan. Gelas-gelas perak dan emas tertata rapi. Lilin-lilin menyala, padahal ini pagi.

Aku berhenti sebentar. Ada yang memelukku, dia terisak. Mungkin terharu, karena hari ini hari bahagia. Aku melihat wajah Bunda Maria di sebelah sudut kanan gereja. Teduh, ingin sekali memiliki raut sekasih Bunda.

Hening, dingin mulai merayapi tubuh. Sekarang, aku tepat berada di altar. Di depan tempat Bapa berdiri. Kedua bola mata birunya basah. Apakah Bapa juga terharu?

“Semua akan kembali ke pangkuan Sang Kasih. Sekarang atau nanti, kita adalah umat-Nya yang dikasihi.”

Nyanyian melantun syahdu. Mendung mulai kurasa. Semakin gelap. Aku merasakan ketenangan. Suara-suara tangisan itu, menjadi doa untukku. Kekasih, kita bangun sebuah istana di surga-Nya. Aku mengikutimu. Berkumpul kembali dalam ladang kasih-Nya.

Klaten, 14 November 2016