Powered By Blogger

Rabu, 25 Februari 2015

Kepingan Hati

Mungkin aku butuh jawaban
dimana semua jawaban itu hanya bisa aku pinta darimu
tapi .. kau selalu terdiam
menunduk dalam kesunyianmu hanyut bersama sedihmu

Aku sungguh bisa membaca semua itu, dari matamu
sekali lagi aku harus mengurai segala teka teki ini
mencintaimu atau mengagumi sosokmu?

Bisakah kau bertanya lebih dulu padaku?
apakah hatiku baik - baik saja ketika melihatmu?
sungguh tidak, saat aku melihatmu, mata dan pikiranku seolah tersenyum

"Aku menyukai sosok yang aku lihat sekarang ini''
ingin sekali aku berteriak agar kau mendengarnya,
tersenyum, hanya itu yang aku rasakan saat melihat sosokmu

Maaf, aku terlahir ke dunia ini lebih awal darimu
jika Adam meminta Tuhan Nya agar diberikan teman disurga
maka aku akan selalu meminta kepada Rabb ku
agar kelak kau lah yang menjadi imamku



Purwokerto, 25 Februari 2015
Special for Azhar


By Nicky Bernett

Kamis, 19 Februari 2015

Surat Untuk Roni Arif Saputro

UNTUK RONNY

Maaf jika surat ini dan aku masih asing bagimu memang karena kita belum saling kenal, ini bukan surat cinta ini hanya kata kata yang pengen aku sampein dari dulu,

Rasa ini muncul saat aku lihat kamu buat pertama kalinya pada saat kamu mendaftar masuk SMA 1 KARDO,, saat itulah aku tahu kamu, karena aku tahu ma masmu(yang anter kamu) saat itu,, ini bukan rasa suka atau naksir, aku cuma punya rasa kagum padamu, dan cuma sebatas rasa kagum ma kamu tanpa mengenalmu, aku bukan anak KARDO, dan aku satu tahun diatasmu (aku lebih tua), aku cuma simpan rasa kagumku ma kamu buat aku sendiri. Aku juga sering lihat kamu ke sekolah walaupun jarang lihat wajahmu, mungkin rasa kagumku ini sudah keterlaluan, bahkan ketika sholat idhul fitri atau idhul adha aku sering mencari sosokmu diantara kerumunan jama’ah seGaden,, tapi itu masa lalu dan aku coba cari profile mu difriendster walaupun aku juga jarang say hello, tapi lama kelamaan aku dapet no HPmu, aku lupa aku dapet no HPmu dari siapa, bahkan aku lupa namamu sekarang,^_^

Cukup sampai itu saja, karena kalau aku ceritain nanti kamu malah tertawa,dan bertanya kenapa ada orang yang jujur dan gila seperti ini, setelah beberapa tahun berlalu sehingga kamu lulus SMA, aku berhenti untuk update status hidupmu karena memang aku sama sekali belum tahu rumah dan apapun tentang kamu, selama beberapa tahun aku fokus dengan kehidupanku sendiri dengan mengesampingkan perasaan-perasaan kagumku,, aku simpan rasa itu sebagai file memory saja bahwa aku pernah mengagumi orang tanpa tahu nama dan belum pernah kenal, tapi entah kenapa takdir mengatakan lain, hal yang gak pernah aku sangka telah membawa jalan aku bisa lebih mengenalmu walaupun aku takut untuk menyapamu tapi aku sekarang tahu rumah dan orang tuamu walaupun aku belum yakin tahu namamu,

Makasih karena masih membaca suratku ini,, dan aku harap kamu gak anggap surat ini sebagai surat pernyataan cinta atau surat dari orang gila karena aku sadar saat aku ketik  semua kata kata ini, karena aku hanya mengagumimu,, karena setelah surat ini sampai ketanganmu dan kamu sudah baca, aku akan mencoba untuk membuka lembaran kisahku yang memang saat ini berada didepanku, karena selama ini kamu cuma sosok impian buatku, setelah ini gak akan ada surat seperti ini lagi karena surat ini menjadi surat yang pertama dan terakhir, dan aku sedang menulis novel tentangmu, walaupun aku belum tahu namamu (hanya lewat FB aku tahu namamu ), siapa kamu dan bagaimana hidupmu tapi aku harap sosok kamu dalam cerita dinovel ini adalah sosok yang nyata yang ada dalam dirimu.

Aku hanya secret admirermu,, ^_^

Anggap aja ini sebagai surat fans,, ya mungkin kamu adalah idolaku dan aku fans kamu,, awalnya aku merasa aneh, karena aku mengagumi orang yang lebih muda dariku dan bahkan aku gak berani buat berkenalan denganmu,, bodoh iya, takut itu benar sekali, aku takut jika kamu tahu aku dan aku bodoh jika ingin berkenalan denganmu  karena itu hanya akan mempermalukan diriku sendiri, jika rasa kagum ini salah aku akan anggap ini sebagai cerita masa SMAku dulu, do’aku buatmu adalah do’a yang selalu menjadi harapanmu,, wish the best for you,,

Sekali lagi terima kasih, karena semuanya, maaf jika kamu belum mengenalku,, karena bagiku sudah cukup dengan aku mengenalmu. Thanks for everything dan mulai sekarang aku akan coba mendelete satu persatu file file rasa kagumku setelah kamu selesai membaca surat ini, karena dengan aku menulis surat ini aku sudah menyatakan perasaanku sehingga semua data bisa terdelete dan aku bisa belajar untuk mengagumi sosok lain,^_^,coba  dengerin lagu Sammy S – Dia,.itulah kamu,,
Sekali lagi terima kasih,,
                                                                                                               
Ada seseorang yang mengagumimu tapi takut untuk jujur karena dibelahan hatinya yang lain dia juga mencintai orang lain dan belum siap mengakuinya karena antara cinta dan kagum itu seperti jari manis dan jari kelingking, walaupun kedudukannya lebih tinggi oleh rasa cinta dihatinya tapi jika jari kelingking ini dipotong pastinya akan terluka, mereka sejajar tapi memiliki jalan yang berbeda karena pada akhirnya akan ada seseorang yang meletakkan tanda cinta pada jari manisnya dan pada saat itu jari kelingking akan tersenyum dan berkata ‘‘terima kasih karena mengagumiku’’
--
Ur Secret  admirer,,,  Nicky

Terima kasih untuk semua inspirasinya...,






Secret Admirer 4

Sepertinya aku sudah terbiasa dengan kesendirian ini, mas Adit kuliah di UNS dan aku tinggal sendiri dirumah walaupun rumahku dengan rumah pakdhe berseberangan. Ujian semesteran sebentar lagi, aku harus belajar lebih keras karena tahun ini aku hampir terpuruk karena kehilangan kedua orang tuaku, di awal tahun masa SMA ku aku terpuruk, disaat itulah aku belajar menerima hal – hal yang baru, yang sama sekali tidak pernah aku bayangkan aku akan mendapatkannya. Ronny dan teman – teman yang selama ini aku anggap mereka hanyalah teman suka tapi tidak untuk duka, ada seseorang yang lebih perduli denganku diantara banyaknya teman – temanku, aku sadar mungkin inilah yang dimaksud dengan menerima hal yang baru, meskipun berbeda tapi setidaknya aku bisa tersenyum dan mengisi kekosongan hatiku dengan canda dan kisah mereka.

Sejak beberapa hari ini, Ronny menjadi menjauh. Selama ini aku tidak bisa membaca jalan pikirannya, sekalipun dia selalu selangkah didepanku. Sejak mas Adit kuliah di Solo, dia juga jarang main ke rumah, terasa berbeda saat pertama kali bertemu dan terakhir bertemu saat pernikahan mas Do, apakah dia cemburu dengan kata – kataku waktu itu, aku tidak ingin menyimpulkan situasi itu sebagai alasan.

Ron, apa kabar?”^-^

Sudah beberapa kali aku sms dalam beberapa hari ini tapi tak satupun dibalas, aku hanya bisa mendesah dan menggerutu sendiri, apakah aku kangen, bukan aku hanya merasa kehilangan perhatian.

Sepulang sekolah aku beranikan diri untuk bertemu Ronny, karena smsku sama sekali tidak dibalas kuputuskan untuk datang ke sekolahnya tanpa memberi tahu.
“Dek. Kenal mas Ronny gak?anak kelas 3.”tanyaku kepada salah satu siswa SMP
“mbk Dita ya, ehm Ronny ketua OSIS, ada mbk, kayaknya tadi masih ada diruang OSIS, ada rapat.”jawabnya
“ehm, makasih ya dek.” Kataku

Dulu bangunan ini adalah sekolahku, selama 3 tahun aku menempuh masa menengah pertamaku disini. Aku lihat sekeliling ruang kelasku saat kelas 7, 8 dan 9 terasa beda karena catnya baru. Perpustakaan yang hampir setiap hari aku datangi hanya untuk membaca Koran, banyak cerita tersimpan disini. Aku memang bukan anak OSIS saat SMP dulu karena aku penyendiri, mungkin ini pertama kalinya aku masuk ruang rapat OSIS..

“permisi, Ronny ada?”kataku sambil membuka pintu
Langsung seketika siswa yang ada diruangan itu melihatku, karena aku memakai seragam SMA. aku  gugup dan Ronny langsung menarik tanganku pergi dari ruangan itu. Dia menarik tanganku tanpa melihat ke belakang atau melihat ku, aku hanya diam dan bertanya sebenarnya ada apa ini.
“maaf, aku datang tanpa memberitahu dulu” kataku sambil menghentikan langkahku, Ronny melepas tanganku.
Ronny terdiam dan hanya menunduk,
‘’ada apa?” tanyanya pelan
“aku hanya ingin tahu kabarmu karena aku sudah beberapa kali sms tapi tidak pernah kamu balas, aku juga merasa bersalah dengan jawabanku atas pertanyaanmu waktu pernikahan mas Do kemaren, aku bener bener minta maaf,” jawabku
“aku yang seharusnya minta maaf, aku yang memulainya aku yang seharusnya tahu diri” jawab Ronny.
Aku semakin bingung dan tidak tahu harus menjawab apa,
“apa kamu menyukaiku?”tanyaku spontan dan Ronny terlihat kaget mendengar pertanyaanku

Dia hanya menunduk, didepanku, dia hanya terdiam. Aku juga ikut terdiam,
“aku juga bingung dengan perasaanku, saat aku mendengar jawaban itu, aku hanya bisa menunduk dan perasaanku seketika kosong, perasaan sebelum aku mendengar jawabanmu itu terkadang membuatku bisa tersenyum sendiri, aku bertanya pada diriku sendiri apakah aku mencintaimu atau hanya kasihan denganmu tapi tak satupun jawaban yang aku dapat, mencoba untuk menjauhimu hanya membuatku semakin terpuruk, aku takut jika ini akan semakin membuat luka dihatimu semakin dalam dan lebar” kata Ronny
Jawaban Ronny membuat jantungku hampir berhenti berdetak, dia hanyalah anak kelas 9 SMP yang begitu bingung dengan perasaan yang sedang dia alami, dia bahkan mencoba untuk mencerna jauh perasaannya padahal seusianya mereka akan pacaran dengan seumurannya. Aku bingung harus menjawab apa, banyak pertanyaan yang muncul tapi aku takut untuk bertanya.

“ada yang pacaran disini!” kata seorang cewek yang menghampiri kami
Aku kaget, Ronny berdiri didepanku dan menghadap cewek itu, anak SMP juga, aku lihat dari seragamnya.
“sejak kelas 7 aku mengejarmu, dan ternyata kamu suka yang lebih tua Ron?”Tanya cewek itu dengan nada marah
“bukan urusanmu!”jawab Ronny ketus
“jangan keterlaluan Ron,.”jawab cewek itu

Aku langsung bisa menangkap apa yang sedang terjadi, mereka terdiam…
“pergi dari sini!”kataku dengan nada marah
Ronny hanya terdiam, aku lihat muka cewek itu, aura marah terpancar dari mukanya.
“eh , kau diam…. Suatu saat nanti, kau yang akan memohon Ronny dariku..”jawab cewek itu sambil menunjukku lalu berlalu pergi
Aku hampir mati lemas berada disituasi seperti itu, ya Tuhan ada apa lagi ini. Aku pergi dari tempat itu tanpa pamit ke Ronny.
“Dit..tunggu, aku bisa jelasin!” kata Ronny dengan nada serius
“memang gak akan pernah ada jawaban karena aku hanya pelarian, bukan kasihan atau suka, tapi memang kamu ingin menghindari cewek tadi dan menganggap aku hanyalah pelarian. Cukup Ron. Kamu takut membuatku terluka tapi baru awal saja aku sudah merasa sakit” kataku tak terasa air mataku keluar aku berlalu pergi aku tidak ingin Ronny melihatku menangis karena hal ini.
“Dit” panggil Ronny,, dia menarik tanganku dan memelukku
Aku malah menangis sepuas puasnya dipundak Ronny,
“maaf,..”kata Ronny pelan
kantin ini sepi, aku usap air mataku dan melepas dekapan Ronny. Aku beranikan melihat Ronny tapi dia hanya menunduk lesu,
“aku mengagumimu,..”kataku “aku bahkan tidak ingat kapan aku mulai mempunyai perasaan ini, aku hanya ingin selalu tahu apa yang kamu lakukan dan apa yang sedang kamu pikirkan, bahkan aku mencoba untuk memendamnya sendiri Karena aku tahu ini hanya akan menjadi milikku, aku takut untuk menerima hal baru, karena disaat menerima hal baru aku tahu suatu saat nanti aku pasti kehilangan sesuatu itu, biarkan aku cukup mengagumimu, karena dengan perasaan ini, kita punya batas” kataku sambil tersenyum dan pergi

Aku meninggalkan Ronny sendiri, aku memang mengaguminya. Hampir setahun aku kenal aku menyukai sosoknya. Tapi aku selalu takut mencoba,

“itulah perasaanku Ron, yang selama ini aku pendam sendiri dan aku ingin memilikinya sendiri, aku memang takut mencintai seseorang untuk saat ini, karena aku takut dengan kehilangan, memang inilah aku, aku takut.”kataku dalam hati

Aku sudah melewati ujian semester akhir dikelas 10 ini, hanya tinggal menunggu pengumuman kelulusan Ujian Nasional. Aku ingin ke rumah nenek yang ada di Jakarta, tapi mas Adit sedang sibuk kerja untuk biaya kuliahnya.
“mas, aku liburan ke Jakarta ya?”tanyaku di telefon
“sendiri?”Tanya mas Adit
“ya iyalah, kan mas Adit gak mau!”kataku ketus
“aku bukannya gak mau tapi aku sedang ngejar rupiah buat tabunganku semesteran besok. Naik travel ja ya?”pinta mas Adit
“mau naik kereta api, nambah pengalaman.”jawabku ketus”udah ya mas, janji aku dah beritahu planningku, mungkin hari jum’at aku berangkat, he he..”jawabku
“loh, berarti kamu sudah beli tiketnya dong?”Tanya mas Adit kaget
“he he udah “jawabku ketus
Mas Adit langsung menutup telefonnya,,,
“hati hati jangan tidur lelap di kereta, oh ya nitip salam buat semua keluarga disana, jangan minta banyak duit ke eyang ya!” pesan  mas Adit
Aku beranikan naik kereta ke Jakarta sendiri, pengalaman pertama sekaligus hal yang baru, sudah hampir 2 tahun aku tidak pernah menjenguk eyang, padahal disana ada bulek yang selalu menanyakan kapan aku libur ke Jakarta.

Lumayan menurutku, walaupun kelas ekonomi tapi setidaknya sudah tidak ada pengamen atau pedagang asongan seperti 3 tahun lalu, aku dapet gerbong 7 tempat duduk 25D, tempat duduknya berhadapan dan bangku didepanku masih kosong, disampingku ada seorang ibu muda yang lagi hamil 4 bulan dan yang didepan ibu itu suaminya, depan tempat dudukku masih kosong, kereta belum berjalan tapi aku sudah merasa lelah dan mengantuk, semalaman aku packing dan tidur jam 2 pagi dan kereta berangkat jam 5 pagi, beruntung aku dapet tempat duduk dipinggir jendela jadi selama 12 jam perjalanan nanti aku mungkin tidak merasa bosan, komik, novel dan air minum sudah aku siapkan untuk mengusir kebosanan, aku tipe orang yang gak bisa makan di perjalanan jadi aku hanya bawa roti dan permen secukupnya.
Kereta sudah mau berjalan, aku mencoba untuk melelapkan mataku sejenak, mumpung masih pagi dan hawa dingin masih terasa. Kereta berjalan dan aku terlelap.

“mbk, mbk.. cek tiket!” suara ibu disampin gku membangunkanku
Aku terperanjat kaget “maaf, ini tiketnya.”jawabku sambil memberikan tiket ke petugas
“Jakarta ya mbk?”Tanya petugas itu
“iya” jawabku “terima kasih”
“sama – sama” jawab nya

Sudah jam 8.30 pagi, aku mengambil beberapa komik ditasku untuk mengusir kantuk dan ingin menikmati pemandangan disepanjang perjalanan ini.
“sendirian Dit?”Tanya seseorang yang duduk didepanku
Aku kaget karena aku mengenal suara itu, suara Ronny, aku menatapnya dengan perasaan kaget.
“kenapa kamu disini?”tanyaku kaget dengan nada terbata bata
“naik kereta.”jawabnya
“maksudku….ehm  Kamu mengikutiku?”tanyaku langsung
“bisa dibilang iya, bisa dibilang tidak, aku ke Jakarta untuk acara sekolah, karena aku mabuk kalau naik bis, jadi aku naik kereta berlima ma temenku, tuh yang lain ada di sana”jelas Ronny sambil menunjuk ke tempat duduk teman – temannya.
“oh .. kirain..” desahku pelan “emang acara apa?”tanyaku lagi
“Lomba desain.”jawabnya singkat
“oh.. iya ya kamu kan pintar desain.”desahku

Aku kembali melihat isi komik yang ada ditanganku, aku tidak membaca ataupun melihat komik itu tapi aku sedang menggerutu sendiri kenapa aku harus bertemu Ronny disini.
Sejak bertemu 2 bulan lalu aku memang sama sekali tidak ingin bertemu dengannya, aku ingin menghindar karena emang ternyata aku Cuma hanya sebagai pelarian.
“masalah kita belum selesai.”kata Ronny sambil memandangku serius
“disini tempat umum, tidak etis membicarakan masalah pribadi.”jawabku sambil tetap menghadap isi komik
Aku sebenarnya gak mau larut dalam masalah ini, lebih baik sendiri dari pada menambah luka dihati.
Kami hanya saling terdiam, sampai kereta berhenti di Bandung, ibu dan suaminya itu turun di Bandung sekarang hanya tinggal kami berdua.

“sudah tidak ada orang, kamu ingin melanjutkan?”Tanya Ronny dengan nada serius
Aku hanya terdiam dan memberanikan diri melihat wajahnya, kami saling berpandangan. Aku benar – benar tidak ingin membahas perasaanku itu lagi,
“lebih baik kita bersahabat,,,”kataku sambil menatap matanya dan sesekali menghindar
Dia hanya terdiam dan membuang mukanya ke jendela kereta yang ada disamping kami.
“tapi aku benar – benar ingin melindungimu dan ingin tahu berapa besar luka dihatimu, aku ingin menutupinya jika aku mampu.”jelasnya
“berarti kamu hanya kasihan padaku, kasihan dengan sikapku atas takdir yang telah Alloh berikan kepadaku, aku ridho dengan semua itu, dulu memang aku selalu bertanya kenapa Dia mengambil orang yang aku cintai, tapi aku tidak harus menangisi kepergian kedua orang tuaku dan memprotes Tuhan. Aku hanya tidak ingin merasakan rasa kehilangan lagi, itu saja.”jelasku

Sekali lagi Ronny memandangku dengan mata yang marah, aku memang hanya ingin sendiri tidak ingin menjalin hubungan dengan siapapun walaupun sebenarnya aku memang mencintainya. Nasyid dari the fikr “cinta” melantun di telingaku,
“pacaran itu dosa dalam islam” jelasku lagi
“aku tidak ingin pacaran denganmu, aku hanya ingin berada disisimu dan melindungimu”jelasnya singkat
“sama saja, itu hanya alasan agar status kita terlihat pacaran di mata orang lain.”jelasku lagi sambil menunduk.
“aku ingin menggantikan tempat mas Do dihatimu”kata Ronny. Aku kaget mendengar ucapan Ronny tapi aku tidak berani menatap wajahnya aku hanya menunduk dan menyembunyikan rasa kagetku

“aku akui, jujur.. hatiku remuk saat aku mendengar jawabanmu, hal yang paling kamu benci didunia ini adalah sendiri, dan aku selalu melihatmu sendiri dan tidak pernah mengijinkan orang lain untuk masuk ke dalam hatimu untuk menemanimu, mencintai mas Do seperti mencintai kedua orang tuamu, ingin memiliki suami seperti mas Do, pengayom dan pelindungmu, aku sedang mencoba untuk menjadi semua itu Dit, tapi jika kamu tidak pernah mengijinkan aku masuk ke dalam kehidupanmu bagaimana kamu bisa tahu arti sayang yang aku miliki, aku akan selalu menemanimu tersenyum karena aku menyayangimu.”jelas Ronny yang sekarang duduk disebelahku.

Aku menangis, hanya bisa menunduk dan mendengarkan kata – kata Ronny tadi. Ronny masih memandangiku menunggu jawaban dariku.
“tak bisakah kita bersahabat?”tanyaku ke Ronny dengan air mata yang masih mengalir, aku beranikan menatap wajahnya, aku sudah tidak peduli dengan sikap orang – orang dikereta ini.

Aku melihat matanya, memerah “dengan bersahabat kita bisa melindungi satu sama lain, dengan bersahabat kita bisa menghibur satu sama lain, kita gak akan punya hubungan apa – apa, jadi disaat…” jelasku.. Ronny beranjak pergi dari tempat dudukku sambil berjalan pergi, aku menangis sendiri.

Setelah beberapa menit Ronny kembali dan duduk di tempat duduk yang ada didepanku, aku tidak berani melihat wajahnya. Dia juga hanya terdiam sambil memandang ke luar jendela. Kami hanya terdiam sampai kereta ini berhenti di stasiun Gambir  Jakarta. Aku tidak punya keberanian untuk memulai obrolan lagi.
aku agak kerepotan mengambil barangku yang aku letak dirak atas. Ronny kembali lagi ke kereta padahal dia sudah keluar beberapa menit tadi tanpa mengucapkan selamat jalan.
“aku antar sampai tempat eyangmu, acaraku masih besok pagi, nanti kalau kamu sendirian bahaya disini, bukankah kamu tidak ada yang jemput?”tanyanya sambil mengambil tasku
“gak apa – apa, itu malah merepotkan, lagipula aku tinggal naik bis sekali lagi.”jawabku menolak dengan halus.
“aku temani kamu naik bis, biar temanku pergi ke hotel dulu,”jelas Ronny sambil mengangkat tas ransel dan tas tanganku.
“bagaimana kamu bisa tahu kalau aku pergi ke rumah eyang dan tidak dijemput?”tanyaku sambil memegang tas yang dia bawakan, dia berhenti.

“mas Adit tadi sms aku, dia tahu kalau aku juga ke Jakarta dan satu kereta denganmu, aku tadi yang memberitahunya, dia ingin aku mengantarmu sampai ke rumah eyang, karena ini sudah malam dan bahaya kalau nanti kamu di bis sendirian. Aku hanya melaksanakan pesan mas Adit”jelas Ronny sambil berjalan keluar dari kereta.
“aku bisa sendiri.”kataku sambil memegang tangan Ronny agar berhenti
“bukankah kita bersahabat, aku tidak ingin melihat sahabatku sendirian dan dalam bahaya. Jangan ngeyel,”jelasnya sambil berjalan lagi.

Aku hanya menurut dan sebenarnya aku memang takut naik bis sendirian nanti ke rumah eyang. Belum lagi kalau jam segini banyak orang nongkrong disepanjang jalan. Karena mas Adit pernah kecopetan pas dulu pertama kali kita ke rumah eyang.
“kata mas Adit kita bisa naik bustrans, tapi nanti kita harus naik ojek atau bajai lagi, mau  yang mana?”Tanya Ronny sambil menunggu bis datang.
“bisakah kita naik bus trans saja, aku ingin duduk,”kataku pelan. Ternyata bus trans juga penuh terpaksa kita berdiri sepanjang perjalanan padahal perjalanan ini butuh waktu setengah jam.

Dia menggendong tas ranselku dan membawa tas jinjiingku. Dia memberi jaketnya untuk aku pakai karena malam itu terasa dingin, dan aku merasa  tidak enak badan, aku menggigil kedinginan, tapi aku tidak ingin menunjukkannya ke Ronny,
“kamu gak pa pa Dit?”Tanya Ronny sambil menyentuh pipiku”kamu berkeringat tapi badanmu panas, kamu benar benar tidak apa apa?”Tanya Ronny lirih sambil mendekat ke wajahku.
“aku tidak apa – apa, hanya kedinginan.”jawabku lirih
“mukamu pucat, dan…”kata Ronny
“aku tidak apa – apa..”jawabku memotong kata – kata Ronny, aku tidak ingin dia khawatir.
Akhirnya kami sampai dirumah eyang, tapi rumah eyang terlihat sepi. Dan seperti biasa kunci rumah eyang hanya disimpan di pot depan rumah.
“aku telepon bulekku dulu.”kataku lirih”ah sial HP ku kan kehabisan battery”desahku
“Ron,,,”
“ya..”jawabnya
Aku pingsan…..

“aku dimana,?”tanyaku pelan
“kita dirumah eyang mu Dit, maaf aku tanpa ijin masuk, kamu pingsan dan aku bingung harus berbuat apa, dan maaf juga tentang itu”kata Ronny sambil menunjuk ke arahku
“maaf tentang apa?”tanyaku karena tidak tahu
“maaf, aku harus menukar baju dan celana yang kamu pakai karena semua pakaian mu basah semua dan kamu demam, jadi saat kamu pingsan tadi aku menukar bajumu agar kamu tidak kedinginan lagi”jelas Ronny
“astaghfirulloh..”teriakku sambil menangis
“maaf Dit,”desah Ronny pelan,”aku tidak bermaksud untuk menyentuhmu, aku hanya takut terjadi apa – apa nantinya”jelasnya

Aku hanya menangis, badanku gemetar memang benar – benar lemah karena seharian belum makan dan demam,
“kau melihat tubuhku?”tanyaku lirih
Ronny mengangguk sambil tertunduk
“kau bajingan Ron!”teriakku lagi
Ronny hanya menunduk,”aku menyanyaimu Dit”

Ronny mendekapku, tangannya mulai memegang kedua tanganku dengan kuat, aku melihat matanya, penuh dengan nafsu..
“apa yang ingin kamu lakukan Ron?”teriakku
Ronny semakin menggila, diciumnya bibirku dan dia memegang tanganku dengan kuat, aku tidak bisa berontak, aku terbaring lemah dan dia berada diatasku, apa dia mau memperkosaku itulah yang ada dalam benakku untuk saat ini,

“Ron, lepaskan aku!”pintaku lirih
Tapi tak dihiraukannya kata kataku itu, dia menggila, leher, pundak dan sekarang dia masuk ke bagian tubuhku yang aku jaga selama ini,.aku lemas untuk berontak pun aku tidak bisa.
“Ron, lepaskan aku!”sekali lagi aku meminta dengan lemas

Tapi sekali lagi dia tak menghiraukan permintaanku, tubuhku panas tapi aku kedinginan, Ronny mencium bibir, leher, pundak, dan disaat itu aku menangis, Ronny begitu kuat mendorongku, sentuhan tangannya terasa kuat dan dingin, wajahnya seperti orang kerasukan.

“Ron, demi Alloh lepaskan aku!”pintaku lirih ditelinganya”aku juga mencintaimu tapi bukan seperti ini” pintaku dengan menangis.
Dia berhenti, dia menatapku, ditatapnya mataku yang sedang hujan air mata.
“Dit, apa yang aku lakukan?”tanyanya
Aku menangis, dia bangkit. Aku hanya bisa menangis di tempat tidur, lemas dan aku malu.
Cukup lama kami saling terdiam, aku tidak ingin  bertanya kenapa. Aku sudah kuat untuk berdiri sekarang.
“plak” aku menampar Ronny, kutampar pipi yang satunya lagi, dia hanya terdiam aku menangis saat menamparnya.
“kau bejat Ron!bahkan lebih bejat dari anjing!”kataku dengan muka marah
Dia hanya menunduk’
“aku akan tanggung jawab!”katanya lirih sambil menunduk
“apa yang akan kau tanggung?”tanyaku geram”dosaku, dosa kita atau perbuatanmu?”tanyaku dengan nada tinggi”bahkan untuk melihat wajahmu saja aku sudah jijik, dan kau bilang akan tanggung jawab, aku mencintaimu dengan tulus Ron, bukan karena nafsu”aku menangis.
“aku akan tanggung jawab menikahimu kelak, aku tidak menyentuh daerah itu jadi kamu tidak akan hamil”katanya lirih

“kau mengingat semuanya sekarang,?!”tanyaku”aku bahkan jijik mendengar suaramu, dan kau bilang akan menikahiku?hamil?itukah yang kau pikirkan pertama kali?apakah sebatas itu arti suci menurutmu?aku kecewa Ron,orang yang selama ini aku anggap mampu melindungiku, ternyata hanya nafsu, itukah yang kau bilang kau ingin menjadi seperti mas Do??”tanyaku jelas

Dia menunduk menangis, “mas Adit tahu tentang ini, kita bisa bicarakan saat kita pulang nanti,”katanya lirih
“apa maksudmu?’tanyaku kaget
“tadi mas Adit menelepon saat kita..”dia terdiam”aku tidak sengaja memencet tombol terima, dia mendengar semuanya, dan dia meneleponku sampai 50 kali tadi, dia tahu Dit, dan aku sungguh minta maaf”lirih katanya
“pergilah dari hadapanku, aku jijik melihatmu”kataku pelan aku terduduk, aku sedang memikirkan apa yang mas Adit rasakan sekarang.
Ronny berlalu pergi, aku kalut...

continoue....






Secret Admirer 3

Namaku Dita Dwi Pranandita, dan masku  Adit Eko Pranandita. Kami menjadi keluarga kecil yang bahagia sekarang, kami menjadi anak yatim piatu karena orang tua kami kecelakaan 8 bulan yang lalu, aku bisa menerima kenyataan sekarang sepenuhnya menerima keadaan yang menimpa keluargaku, aku bisa mandiri, aku bisa belajar memasak dan aku belajar mengurus rumah sendiri, aku bisa melakukan semua pekerjaan yang mas Adit lakukan saat aku kecil dulu,
“nduk, masak kangkung aja ya,,”kata mas Adit
‘’aku mau sayur asem, dari kemaren oseng terus..”jawabku
‘’iya ya mas dari kemaren masak oseng oseng melulu’’cetus mas Adit

Iya dari hari selasa sampai hari jum’at mas Adit masak itu terus,
‘’mas,,”
“ehm..”jawab mas Adit sambil  memotong sayur
‘’mas lagi kasmaran ya..?”tanyaku
‘’kasmaran??iya mungkin..”jawab mas Adit ketus
‘’sama siapa?”tanyaku polos

Mas adit malah tersenyum dan membuang muka,,’’sama cewek tentunya’’jawab mas Adit
Mas Adit pergi dengan senyumannya,,mas Adit jarang jatuh cinta bahkan mungkin belum pernah, hanya beberapa kali mas Adit dapet surat cinta dari temen SMA nya,dan langsung dibuang,
Mas Adit, kulit putih,, mata besar dan punya hidung yang bangir (mancung dan besar),, hampir sebelas dua belas mukanya ma mas Dodit, memang ganteng bahkan temen temenku juga banyak yang naksir mas Adit dulu, sebentar lagi kenaikan kelas,

‘’assalamu’alaikum,,’’tok tok
‘’ya wa’alaikumsalam’’aku membuka pintu..’’Ronny..’’kataku kaget
‘’Dit,,,’’
‘’ya,,’’jawabku
‘’bajumu..’’kata Ronny
Baju, aduh aku masih pake tanktoop lagi,, aduh malunya, aku lari masuk ke kamar..
‘’ehm,, silahkan masuk dan duduk Ron,,,’’kataku
Malu banget sih, didepan cowok pake beginian,
‘’maaf,, yang tadi..’’kataku kagok
‘’gak pa pa kok Dit,, ‘’kata Ronny dengan tersenyum
‘’mau ketemu siapa?”tanyaku
‘’mas Adit ada,,?”jawab Ronny
‘’ow ada sebentar ya Ron.. ‘’kataku sambil pergi cari mas Adit
‘’mas Adit oh mas Adit ada yang cariin….’’kataku sambil teriak halus
‘’ada apa..”Tanya mas Adit
‘’dicari Ronny..”kataku
Sudah lama banget Ronny gak kesini, mungkin dia sibuk dengan kelas 3, .
‘’nduk,, sini’’kata mas Adit
‘’iya mas,,’’
‘’aku lagi siapin kejutan buat walimahan mas Dodit  besok,, kan bentar lagi, ni aku lagi bicarain ma Ronny, Ronny kan vocal dibandnya, aku mau pinjem Ronny aja buat kejutan ini,,’’jelas mas Adit
‘’eh,, ‘’kataku
‘’besok kamu temenin Ronny pas nyanyi, lagipula kan gak pake dhomas cuma pake pengiring, kamu nanti aku pasangin ma Ronny dan gimana?”Tanya mas Adit
Aku ma Ronny Cuma bengong dan saling pandang,
‘’lha mas mau kemana?”tanyaku
‘’aku udah punya pasangan,,’’jawab mas Adit bangga
‘’siapa?’’tanyaku
‘’mas Dito,,ha ha, kami kan sama sama jomblo..’’jawab mas Adit
Aku dan Ronny ikut tertawa,, iya ya mas Dito pun belum punya pasangan, he he
‘’tapi mas,,”Tanya Ronny’’aku bukan keluarga dekat’’
‘’gak pa pa,, kalau ditanya bilang aja temenku, tapi pakdhe pun kenal kamu,, itu bukan masalah aku juga sudah bicarain ini ma mas Dito,,’’kata mas Adit

Kami setuju, pernikahan mas Dodit 2 minggu lagi, pakdhe dan budhe pun sudah mempersiapkan semuanya, dari kecil aku punya 3 mas (abang) mas Adit, mas Dodit dan mas Dito. Rumah kami berseberangan, dulu saat kami masih kecil, aku masih 5 tahun, mas Adit 8 tahun, mas Dito 10 tahun dan mas Dodit 13 tahun, kami selalu main bersama, saat itu pakdhe memanggil dengan nama ‘Dit’ kami berempat berlari dan mendatengi pakdhe dan pakdhe malah bengong dan bertanya kepada kami ‘’kenapa lari lari ke sini semua, aku cuma panggil mas Dodit kok’’ kata pakdhe dengan tersenyum, memang dikeluarga besar kami hampir semua memakai kata ‘Dit’.. anak pakdhe Dodit Eka Prasetyo dan Dito Dwi Prasetyo, dikeluargaku Adit Eka Pranandita dan Dita Dwi Pranandita, dikeluarga bulekku ada Radit Eka Pramana, Didit Dwi Pramana dan Nandita Tri Pramana, tapi bulekku tinggal dijakarta jadi jarang sekali kami bertemu.

Hari ini rumah mas Dodit terlihat ramai, sudah ada ibu ibu yang rewang, meja, kursi dan pajangan pengantin, ada beberapa sinoman yang lagi sibuk melayani para tamu, aku hanya duduk dekat kotak sumbangan dengan setelan baju kemeja kotak kotak biru dan celana jeans pensil hitam,dengan warna jilbab serupa baju, aku menyambut para tamu dan menerima amplop sumbangan tentunya, sudah terlihat beberapa kursi dan meja yang sudah ditata rapi, pajangan pengantin pun sudah siap untuk hari besar besok.

‘’nduk, punya nomere Ronny?’’tanya mas Dito
‘’da mas, da apa ya?”tanyaku balik
‘’telfon Ronny suruh kesini untuk atur panggung buat besok, mas mu lagi sibuk ngurusin daging’’kata mas Dito
‘’ngurusin daging?’’tanyaku heran
‘’tuh lagi jadi sopir para ibu ibu,,he he’’canda mas Dito
‘’oo iya aku telfon Ronny sekarang’’kataku
Mana nomer HPnya Ronny, aku cari diabjad R, kok gak ada aku simpan dengan nama apa
‘’nit, punya nomere Ronny?”tanyaku ke Nita
‘’aku yo gak ada to Dit, kamu kan yang ada ehem ehem ma Ronny..”canda Nita
‘’ah apaan sih..’’balasku’’kami cuma temen, aku cari dulu’’kataku
Aku coba buka inbox, kenapa ada nama ‘’Unyu’’ di inbox aku, aku cek sms nya ni kan sms Ronny, kapan aku mengganti nama Ronny menjadi ‘’Unyu’’,,
‘’halo,, assalamu’alaikum’’salamku
‘’wa’alaikumsalam,,da pa dek,, ehm maksudku Dit’’jawab Ronny
‘’bisa kesini gak sore ini, mas Dito minta tolong ma kamu buat set panggung soalnya mas Adit lagi kerepotan karena mas Dito pengen panggung diset sendiri’’kataku
‘’mungkin habis maghrib aku bisa kesitu, aku masih ada beberapa tugas sekolah, iya kemaren mas Adit udah ngasih aku gambar set panggungnya nanti aku coba buat’’jawab Ronny
‘’ow ya udah, kalau begitu nanti aku bilang ke mas Dito kamu dateng habis maghrib, ya udah aku tutup dulu ya,,’’kataku
‘’tunggu Dit,..”kata Ronny
‘’ada apa?”tanyaku
‘’gak ada apa apa.. assalamu’alaikum’’kata Ronny
‘’wa’alaikumsalam’’jawabku
Besok hari pernikahan mas Dodit, waktu kecil aku lebih menyukai mas Dodit dari pada mas Adit atau mas Dito karena mas Dodit lebih kalem dan selalu melindungiku.
‘’Dit, udah maghrib aku pulang dulu ya, tamunya udah sepi,’’kata Nita
‘’o iya, kamu istirahat dulu aku juga mau mandi’’kataku

Walaupun cuma duduk dan terima amplop tapi capeknya juga lumayan gak  kalah capek sama sinoman sinoman hebat sore ini, akhirnya selesai mandi, ini malam minggu kan, aku lihat meja belajarku, PR ku lumayan menumpuk buat hari senin, malasnya buat kerjain, biasanya mas Adit akan bantu buat ngerjain, apa lagi yang pake ngetik, buat minggu ini aku malas untuk tugas sekolah.

‘’nduk, nduk’’ ada seseorang yang memanggilku
‘’iya..”jawabku sambil membuka pintu kamarku’’ada apa mas Dito?’’tanyaku
‘’Ronny udah dateng, kamu yang bantuin ya, mas cuapek BGT’’kata mas Dito
‘’aku juga capek’’kataku dalam hati’’iya iya aku ganti baju dulu’’jawabku dengan nada lesu
Aku pengen tidur juga mas Dito, tugas sekolahku juga menumpuk, tapi Ronny gak ada yang ngebantuin, kasihan ,,
‘’Dit,,”Ronny memanggilku sambil mengagetkanku
‘’sudah lama ya,,?”tanyaku
‘’belum, tadi ngobrol ma mas Dito tentang kejutan ini, ternyata ini ide dari bertiga ya, kamu, mas Adit dan mas Dito, kenapa sampai membuat kejutan seperti ini,?”Tanya Ronny dengan keheranan
‘’mas Dodit itu cinta pertamaku,,”jelasku sambil melihat Ronny dan Ronny juga terlihat kaget mendengar jawabanku
‘’maksudnya?”Tanya Ronny dengan nada agak tinggi
‘’iya mas Dodit itu cinta pertamaku, aku suka mas Dodit dari kelas 5 SD, mas Dodit begitu kalem dan protect sama aku, aku juga suka sama senyuman mas Dodit, jika ditanya kenapa aku bisa mencintai mas Dodit aku bingung mau jawab apa..”jelasku sambil tersenyum
‘’percaya percaya..”kata mas Dito nyelonong duduk disampingku’’jangan percaya kata kata Dita, dia ini suka ma kang masku gara gara masku paling ganteng diantara kami,, bo’ong,,”kata mas Dito
Aku lihat Ronny dan mas Dito tertawa setelah mas Dito mengejekku’’aku emang cinta ma mas Dodit’’kataku manja sambil kekanak kanakan
‘’kagum atau cinta?”Tanya Ronny mengejekku
‘’gak tahu..”jawabku
‘’aku juga cinta sama kamu kok adik Dita..”kata mas Dodit sambil duduk didepanku dan menatapku
Aku kaget dan hatiku deg deg an saat mas Dodit melihatku seperti itu,,
‘’malu malu malu. Tengsin tengsin tengsin,, mukanya memerah,, ha ha ha”ejek mas Dito
Aku menunduk malu,
‘’udah mas, nanti ngambek lagi, nanti aku kerja sendiri,,”kata Ronny membelaku
‘’ya udah, kami tinggal dulu aku mau tidur buat besok pagi..”kata mas Dodit sambil mengajak mas Dito buat pergi

Tinggal aku dan Ronny di tempat itu, masih ada beberapa bapak bapak yang lagi jagongan,
‘’kamu jago dalam hal design dan art..”kataku
‘’ehm sama saat mas Adit ketemu aku buat pertama kalinya..”jawab Ronny
‘’apa yang kamu suka?”tanyaku
‘’aku suka yang orang lain tidak suka..”jelas Ronny’’aku suka berbeda dari orang lain karena aku yakin aku punya yang orang lain tidak punya dan aku bisa menjadi orang yang berbeda dengan segala yang aku miliki..”jelas Ronny
Aku malah terbengong mendengar penjelasan Ronny diusianya yang baru duduk dibangku kelas 9 SMP Dia sudah mempunyai cita cita dalam hidupnya..
‘’kalau kamu, apa yang kamu suka?”Tanya Ronny membuyarkan lamunan kekagumanku
‘’aku suka jika semuanya kembali normal tanpa ada rasa kehilangan dan rasa sakit’’jelasku sambil menundukkan muka

Kami sama sama terdiam dan menundukkan muka masing masing…
‘’saat kehilangan sesuatu, kamu akan mendapat sesuatu yang baru, tetapi sesuatu yang baru itu akan berbeda dari sesuatu yang hilang, tapi disaat kamu ikhlas dengan kehilangan sesuatu itu, akan ada senyuman ditengah tengah keduanya’’jelas Ronny
Aku melihat Ronny tersenyum saat mengatakan kata kata ini, akupun ikut tersenyum..
‘’mungkin, nanti aku bisa mendapatkan sesuatu yang baru’’jawabku dengan tersenyum
Hampir selesai, tinggal sentuhan terakhir dan itu buat surprise besok pagi..
‘’aku capek, ngantuk gila,,’’kataku
‘’tidurlah, biar aku aja yang beresin, kamu istirahat, mungkin aku akan tidur disini ma mas Adit,,”jelas Ronny
‘’aku tidur dulu ya, pasti sebentar lagi mas Adit dateng,,”kataku sambil pulang
Mataku sudah tinggal 5 watt, masih ada besok, dan esoknya lagi,
‘’kok pulang,,’’sapa mas Adit sambil keluar rumah
‘’gantian, aku mau tidur, tuh udah ditunggu kang mas Ronny,,”jelasku
‘’cie cie yang diapelin..’’ejek mas Adit
Aku masuk rumah dan mengunci pintu kamar,, ingin terlelap dalam mimpi indahku malam ini.

Tapi masih ada yang mengganjal dipikiranku,, tentang Ronny, kenapa sosok dia beberapa hari ini selalu mampir dipikiranku, saat dia tersenyum bahkan aku ingat pasti bagaimana senyumannya.
‘’bangun,, udah jam 5,,,,,,,,” teriakku
Ronny dan mas Adit tidur didepan TV, aku liat betapa terlelapnya tidur Ronny, wajah cowok ayu ini begitu indah untuk dilihat.
“baru jam 5..”jawab mas Adit
“sholat shubuh,, gak mau sholat ya,, aku siram air lho” teriakku lagi
Mereka berdua langsung duduk terbangun, mas Adit paling sebel kalau disiram air pas waktu bangun tidur.
“aku pulang dulu, nanti aku ke sini lagi,, “pamit Ronny ke aku
“oh ya Ron, pake batik agak kemerahan ya, soalnya aku nanti bajunya sama kayak pengantinnya,, merah” kataku
‘’ok, kemaren aku dah dikasih tahu mas Adit… assalamu’alaikum” kata Ronny sambil pergi
‘’wa’alaikumsalam” jawabku

Aku melihat sendu saat mas Dodit dirias, mas Do sudah resmi menjadi suami dari mbk Rina, istri mas Do. Ada rasa cemburu yang menyelimutiku saat aku mendengar mas Do mengucapkan kalimat ijab tadi, aku menangis dan Ronny mengusap air mataku.
“kenapa?” Tanya mas Do membuyarkan lamunanku
‘’gak da pa pa..”jawabku lirih
“gak da pa pa kok mukanya 500 rupiah gitu” kata mas Do
Aku malah menangis, terisak – isak ini puncaknya aku menangis hari ini setelah acara ijab qobul tadi aku hanya meneteskan air mata. Mas Do memelukku dengan erat, dia tahu perasaanku, mas Do cinta pertamaku saat aku kelas 5 SD,
‘’mas minta maaf, ini seharusnya bisa membuatmu merasa bahagia”kata mas Do lirih

Aku malah menangis dan tidak bisa berkata apa – apa.
‘’ingat nduk, mas selalu dan masih akan selalu mencintaimu, jangan merasa kehilangan mas Do karena pernikahan mas Do, sekarang mas ada temennya buat jaga kamu, mas bisa berbagi tugas dengan mbk Rina nanti buat ngawasin kamu, kamu akan selalu jadi prioritas pertama disetiap rencana keluarga kami nanti, jangan sungkan buat nangis didepan mas atau mbk Rina, bukankah masih ada mas Adit dan mas Dito, mereka juga sayang sama kamu, bahkan mungkin, sayangnya lebih besar dari aku”
Aku melihat 3 pasang kaki dibelakang tubuh mas Do, aku melihat ke atas, ada Ronny, mas Adit dan mas Dito. Mereka tersenyum ke arahku,
‘’kamu begitu mencintai mas Do, Dit?”Tanya Ronny tiba – tiba

Mas Adit dan mas Dito sudah keluar. Aku hanya terdiam mendengar pertanyaan Ronny, bingung mau jawab apa karena selama ini aku memang merasa kalau aku nyaman berada didekat mas Do, disampingku masih ada mas Do, mas Do juga memandangiku menunggu jawaban dariku. Aku semakin terdiam dan merangkai kata – kata yang pas.

“ada hal yang paling aku benci didunia ini yaitu sendiri, dan disaat aku melihat mas Do, perasaanku merasa lebih baik, dimatanya terdapat senyuman yang bisa membuatku ikut tersenyum, aku menyayanginya seperti aku mencintai orang tuaku, jika bisa aku ingin mempunyai seorang suami yang seperti mas Do, sosok pelindungku dan pengayom kesedihanku”

Aku hanya tertunduk dan menangis saat aku mengatakan alasanku menyukai mas Do, Ronny pergi dari hadapanku dengan menggenggam tangannya karena aku takut untuk melihat Ronny aku hanya berani melihat kepalan tangannya, mas Do langsung memelukku.


 continoue...