Powered By Blogger

Jumat, 02 Desember 2016

KATEDRAL 4 NOVEMBER 2016

Media mungkin menyembunyikan ini. Sebuah pernikahan yang terjadi di Gereja Katedral tepat saat aksi bela islam kedua berlangsung. Masa aksi yang start dari masjid Istiqlal baru saja berangkat. Orang-orang ada di mana-mana. Berpakaian putih. Satu dua memakai atribut organisasi. Gereja, tempat pemberkatan pernikahan kami, berdekatan dengan masjid terbesar se Asia Tenggara itu. Karena jalan sudah ditutup. Pilihan satu-satunya adalah berjalan, melewati kerumunan aksi.
.
Polisi memberi bantuan. Membuka jalan aksi masa. Awalnya takut. Mendapat tatapan marah atau jengkel karena merasa terganggu. Aku dan keluarga diam dikawal polisi. Sambil melirik ke arah pengguna jalan lain. Mereka tersenyum, bahkan ada yang memberitahu gaunku akan kotor jika tidak diangkat. Mereka berhenti, memberi jalan. Melihat rombongan kami dengan keramahan.
.
Pernikahan di dalam gereja berjalan sesuai rencana. Tidak ada keributan atau hal yang mengganggu. Mereka, para aksi damai itu bukan pembenci umat Kristiani atau agama lainnya. Bukan juga pembenci orang Cina. Mereka mengetuk pintu rumah sang penguasa. Salah, jika umat Islam melakukan demo lalu disebut radikal. Salah, jika umat Islam bersuara mengutarakan hatinya yang terluka lalu dianggap ingin melakukan makar.
.
Masjid yang dibangun oleh presiden pertama itu dinamai Istiqlal, berarti merdeka. Berdekatan dengan sebuah gereja. Menandakan bahwa kerukunan harus lah dijaga. Menghargai setiap hak orang yang memiliki agama.
.
Bagaimana dengan sikap menghargai? Yaitu tidak membawa sebuah ayat kitab agama lain sebagai modal membentengi diri.
.
Terima kasih
.
Klaten, 06 November 2016
#nunox90

Tidak ada komentar:

Posting Komentar