Powered By Blogger

Sabtu, 31 Desember 2016

TENTANG KAMU; sebuah resensi







Judul Buku   : Tentang Kamu
Penulis         : Tere Liye
Tebal Buku   : 530 Halaman
Penerbit       : Republika, Jakarta
Tahun Terbit : Cetakan Pertama, Oktober 2016
ISBN            : 9786020822341

Sinopsis

Sebuah buku yang sangat dinantikan oleh pembaca. Setelah sekian lama menunggu akhirnya buku dengan cover sepasang sepatu bertali ini dilepas oleh penulisnya. Ya, dengan judul Tentang Kamu, buku ini mengusung kisah mengharukan dan juga mengejutkan dari sesosok perempuan. Dengan kunci; sabar, kehidupan diawali oleh kelahiran dan tentu diakhiri dengan kematian.Penulis tidak muluk-muluk dalam memberikan alur kesedihan. Kisah-kisah yang tertuang sungguh bisa dilihat dalam kenyataan.

Sri Ningsih, nama orang Jawa. Tapi siapa sangka dia lahir di Pulau Bungin Sumbawa. Sangat jauh dari tanah Jawa. Dilahirkan dari rahim seorang ibu yang memiliki nama Rahayu. Ayahnya seorang nelayan dan juga pelaut, Nugroho.Kedua orang tuanya bukan seorang yang kaya raya. Sri Ningsih bukan lah anak pertama di keluarga mereka.Bayi pertama tak mampu bertahan sampai usia sembilan bulan kandungan. Rahayu adalah sosok ibu yang tak bisa menggendong bayinya di dunia.

Gadis keturunan Jawa itu menjadi piatu. Nugroho sangat menyayanginya, hingga sosok ibu tiri hadir di tengah keluarga kecil mereka. Namanya Nusi Maratta, perempuan asli Sumbawa yang mengetuk hati Nugroho. Sri Ningsih memiliki adik laki-laki, itu lah kabar yang membahagiakan.Tilamuta namanya.Sri Ningsih dan Tilamuta, dilahirkan bersama tapi tak ditakdirkan hidup bahagia berdua.

Ada kalimat; ibu tiri hanya mau menyayangi anak sendiri.Itu lah alur di buku ini.Sosok ibu yang kejam digambarkan dengan terhormat. Kenapa terhormat? Karena selama Nugroho hidup dan bisa bekerja. Sang ibu tiri baik dengan anak suaminya.Tapi setelah takdir merenggut kepala keluarga, jangankan perlindungan, siksaan demi siksaan Sri Ningsih dapatkan dari ibu tirinya.

Siapakah Sri Ningsih? Gadis kecil tak kenal kata bosan atas siksaan. Hei, dia selalu disalahkan atas kematian ayahnya sendiri. Tapi menganggap bahwa apa yang dilakukan oleh ibu tirinya adalah sebuah perintah. Bukti bakti Sri Ningsih terhadap mendiang ayah dan ibu tirinya yang masih hidup. Ingat, Sri Ningsih punya adik laki-laki. Bagaimana pun, dia adalah seorang kakak, yang selalu menjaga dan melindungi adik satu-satunya.

Nugroho, Rahayu, Nusi Maratta, Sri Ningsih adalah sosok-sosok yang dimatikan di buku ini. Dengan menghadirkan sosok Zaman Zulkarnaen, pengacara firma tertua di Inggris; Thompson & Co. Sebagai pembuka cerita.Rasanya angin segar (bacasaja; ketertarikan) untuk melahap lembar demi lembar tulisan tak akan bisa berhenti hingga tuntas di halaman pamungkas. Zaman Zulkarnaen, pemuda Indonesia yang berkeliling dunia. Karena Sri Ningsih, Zaman melintasi benua hanya untuk mencari tahu siapa itu Sri Ningsih. Dimulai dari Prancis, panti jompo tempat Sri Ningsih berpulang.Lalu kembali ke Bungin, Surakarta, Jakarta, Inggris dan Prancis. Jangan lupa, Zaman adalah sosok pendengar setia, demi menuntaskan rasa penasarannya pada sosok Sri Ningsih (selama mencari, surat-surat Sri Ningsih selalu digenggamnya). Zaman berenang kenangan bersama orang-orang yang mengenal Sri Ningsih pada tahun1944 sampai surat warisan didapat.

Sri Ningsih belajar kemandirian dengan nasibnya menjadi yatim piatu.Cara Sri Ningsih bertahan melawan gempuran paham kebebasan.Dia dibesarkan di pesantren selama di Surakarta, mempunyai keluarga baru dan jangan lupakan Tilamuta, meski kisah Tilamuta tidak terlalu diperdalam di kisah ini. Bahkan pembaca akan mengira Tilamuta menjadi korban dendam antara Sulastri dan keluarga Nur’aini. Tapi penulis memberikan kejutan di akhir cerita.Tilamuta hidup, dan Zaman penyelamatnya.

Sri Ningsih adalah perempuan pemilik kekayaan 19 triliun rupiah. Dengan wujud saham, harta ini akan terus meningkat seiring waktu. Zaman berpacu dengan kesempatan. Harta terbagi sesuai surat warisan yang ditulis tangan oleh Sri Ningsih (yang entah tersimpan di mana) atau kerajaan Inggris mengambil sebagai hibahan. Ending kisah ini menghadirkan sosok Sulastri, sahabat lama Sri Ningsih yang kembali bertarung dengan Zaman untuk mendapatkan harta warisan sahabat lamanya.




“Selemah apapun fisik seseorang, semiskin apapun dia, sekali di hatinya punya rasa sabar, dunia tidak bisa menyakitinya.” (Harian Sri Ningsih – hal 48)

Zaman Zulkarnaen dan Sri Ningsih adalah dua sosok tokoh utama yang berbeda jaman.Tapi di buku ini mereka ditempatkan di kisah yang sama. Zaman melamar seorang gadis Prancis di akhir cerita (gadis penunggu panti jompo tempat Sri Ningsih menghabiskan masa tua). Dan juga kisah penantian yang terbungkus perjuangan. Bahwa jodoh adalah buah dari kesabaran.

“Halo, Sri.” Hakan, pemuda Turki itu menyapa. Tentang Kamu; sebuah buku yang mengajarimu arti hidup dan berdamai dengan siapa pun. Termasuk kehilangan. Selamat membaca.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar